Finally, Korea !!

Traveling kali ini adalah traveling yang paling gue tunggu-tunggu, karena ini impian gue dari tahun 2006! Gue akhirnya pergi ke Korea Selatan berdua temen kantor gue namanya Dhai. Hahaha emang seniat itu sih pergi cuma berdua doang, gak ada yang tau jalanan di Korea, gak ada yang bisa baca hangul, ngomong bahasa Korea pun cuma bisa “annyeonghaseyo” dan “kamsahamnida”. Pergi ke Korea cuma modal niat, google translate, dan naver map.

Jadi gue beli tiket PP Garuda Jakarta-Seoul-Jakarta tahun lalu pas di GATF (Garuda Travel Fair) lumayan dapet tiket 4,6 juta buat keberangkatan bulan Mei 2019, kalau beli lewat traveloka atau website lainnya bisa kena 6-8 juta PP. Kalau buat penginapan gue pesen lewat Airbnb, dapet apartemen di daerah Hongdae dengan harga 6 juta (untuk 8 H 7 M). Gak terlalu mahal tapi gak terlalu murah juga sih, bisa lebih murah lagi kalau nginepnya berempat karena kasurnya ada 2.

Screenshot_3

Ini fotonya gue ambil dari website Airbnb, karena kemarin gak sempet foto-fotoin apartemennya. Buat lu yang mau ke Korea, gue saranin nginep di daerah Hongdae siih karena daerahnya gak riweuh sama turis kayak di Myeongdong, banyak warga lokal yang ganteng-ganteng, tempat makan yang murah + enak, banyak tempat belanja yang murah dibandingkan di Myeongdong, deket ke mana-mana dan warga lokal di sana kayak penjaga toko atau penjaga restoran ramah-ramah semua.

Silahkan dicek link ini buat referensi menginap di Korea Selatan. 

Screenshot_4

Screenshot_5

Sampai di Incheon International Airport ada 2 cara buat ke Hongdae yaitu naik Airport Railroad Express (AREX) atau kereta all-stop. Bedanya kalau AREX harganya 9.000 won (dikali 13 rupiah aja yaa) dan keretanya cuma berhenti di Stasiun Seoul. Kalau kereta all stop berhenti di semua stasiun dan harganya cuma 4.000 won.

Nah, kalau udah sampai di bandara Incheon dari pintu keluar turun eskalator di sebelah kanan, ikutin petunjuk arah ke stasiun kereta. Buat bayar tiket keretanya, lu harus beli T-Money (semacam emoney gitu) bisa dibeli dan top up di mini market bandara CU .

Sebelum berangkat ke Hongdae, gue sempetin makan dulu di Korean Food Street, pesen steam tofu dumpling dan tteokbokki.

IMG20190429105353

IMG20190429093917

Ini steam tofu dumpling dan side dish-nya ada rumput laut, ikan asin, lobak + kimchi. Rasanya enak dan porsinya banyaaaak banget, jadi mendingan makannya sharing sama temen deh biar bisa pesen makanan yang lain. Pas beli T-money gue juga sempet beli Yakult yang gedeee banget.

IMG20190429105612Selesai makan gue lanjut perjalanan menuju stasiun Hongik University, Hongdae. Sempet ada masalah nih pas di stasiun karena gue gak bisa tap T-money dan keluar dari stasiun. Ada Ajumma gitu yang bantuin ngetap biar kita bisa keluar stasiun, tapi dimarahin sama petugas hahaha. Tapi akhirnya bisa keluar pintu stasiun tanpa kena denda. Jadi kesalahan gue gak bisa tap T-money karena di stasiun Hongik itu ada 2 kali tap pintu, karena gue naik lift gue sampe di pintu kedua tanpa nge-tap di pintu pertama. Jadi inget-inget yaa kalau mau keluar stasiun Hongik Univ. dari bandara mendingan pakai eskalator aja, kalau mau naik lift setelah keluar stasiun.

IMG20190429133541

Suasana Hongdae di siang hari dengan suhu 16 derajat! Sebelum sampai di sini ada drama angkat-angkat koper naik tangga hahaha, untungnya ada oppa ganteng dan baik hati yang bantuin gue angkat koper. Solusi dari gue kalau lu nginep di Hongdae, keluarlah di exit 1,2 atau 3 yang ada eskalatornya atau naik lift!!

DSC00158Karena belom bisa cek in apartemen jadi minum hot coklat dulu di Sky Rabbit Cafe Hongdae.

Sore hari gue jalan-jalan disekitar Hongdae, cari makan sekalian hafalin jalanan.

IMG20190429220203IMG20190429224340I love you, Gong Yoo!
IMG20190429184638Untung belom ngefans sama BTS, kalau gak pasti gue udah foto di sini. hahaha.
IMG20190429190001IMG20190429191004Lupa nama restorannya apa, tapi masih di daerah Hongdae searah Hongik University. harganya cuma 10.000 won buat 1 piring daging.
IMG20190429202043
IMG20190429202340

Posted in Kuliner

Secangkir Kopi di Djule Kofi

Walaupun bukan pencinta kopi, tapi gue salah satu orang yang suka cobain kopi di tempat yang berbeda. Bukan cuma kopinya, gue juga cari suasananya. Akhirnya 2 minggu lalu gue cobain ngopi di Djule Kofi, Melawai. Gua juga baru tau kalau di daerah Melawai, ada tempat ngopi seasik ini. Djule Kofi ini ada di sederetan 7-Eleven Melawai, nggak susah buat cari tempatnya, dari jauh coffee shop ini udah kelihatan karena bangunannya dikelilingin kaca.

Tempatnya emang nggak terlalu besar, tapi nyaman untuk berlama-lama ngopi sambil ngobrol-ngobrol bareng teman. Djule Kofi ada 2 lantai, tapi yang dipakai cuma lantai dasar aja, sedangkan lantai 2 dipakai untuk acara tertentu. Semua ruangan di sana indoor, gue sih kurang tau ada tempat untuk smoking area atau nggak. Pas sampai di Djule Kofi gue langsung pesan ke meja kasir. Nggak banyak menu yang ditawarkan Djule Kofi cuma ada kopi, dan teh. Tapi lebih baik gitu sih dari pada kita bingung sendiri mau pesan apa karena kebanyakan menunya.

Pas lagi lihat-lihat menu baristanya tanya ke gue, lebih suka kopi hitam atau kopi dengan susu? Yaa gue bilang lebih suka kopi susu, dan dia pun rekomendasiin regular white . Akhirnya gue dan teman-teman setuju sama pilihan barista dan kita pesan 3 regular white. Kayakynya setiap hari jenis kopi di Djule Kofi beda-beda, hari itu pilihan kopinya ada gayo, rwanda cyembumba, dan honduras fincala. Kalau gue pilih rwanda cyembumba karena rasanya nggak begitu strong dibandingkan kopi lainnya.

IMG-20160721-WA0018
Photo by Diah Aryanti

IMG-20160721-WA0020
Photo by Diah Aryanti

Nggak butuh waktu lama kopi pesanan gue udah jadi, tersaji dalam cangkir warna-warni dan di atasnya dikasih latte art. So cute….Kalau untuk rasa jangan tanya gue, sampai sekarang gue masih nggak bisa bedain enaknya kopi gayo, arabica, robusta, atau rwanda cyembumba. Hehehe. Balik lagi ke awal, gue ini hanya penikmat kopi bukan pencinta kopi.

Katanya kalau hari biasanya tempat ini rame banget, tapi untungnya gue datang saat hujan jadi nggak begitu banyak pengujungnya, lebih cenderung sepi cuma ada beberapa orang aja. Menurut gue lebih enak ngopi di tempat sepi dari pada tempat yang rame. Kalau rame kesannya riweuh gitu, mau santai atau ngobrol-ngobrol sama teman juga nggak enak.

IMG_20160720_185524

IMG_20160720_185130

IMG-20160721-WA0009
Photo by Ochi Dyati

Nggak kebanyakan coffee shop lainnya, Djule Kofi bikin kopinya tanpa gula. Tapi kalau nggak suka kopi pahit, kamu bisa tambahin gula sachet di kopinya. Sebagai penikmat kopi,  minum kopi tanpa gula enak-enak aja kok. Rasanya juga nggak pahit banget, malah rasa kopi dan susunya lebih terasa.

Posted in Jalan-jalan, Kuliner

Menjelajahi Ciwidey & Bandung

Udah berpuluh-puluh kali gue pergi ke Bandung, tapi nggak ada bosennya. Tahun lalu aja gue sempat 3 kali pergi ke sana dengan teman-teman yang berbeda. Saking seringnya ke sana, nyokap sampai curiga kalau gue punya pacar di Bandung. Hahaha amiiin. Btw, di sana ada tempat wisata yang lagi rame dikunjungin, namanya Ranca Upas. Buat ke sini kamu cukup ikutin jalan ke arah Kawah Putih, Ciwidey. Nah, Ranca Upas ada di sebelah kanan setelah Kawah Putih.

IMG_20151031_100453
IMG_20151205_150457

Sebenarnya Ranca Upas ini adalah bumi perkemahan. Tapi di sini juga ada penangkaran rusa dan permainan outbond. Kamu cuma perlu bayar tiket masuk, terus bisa bebas masuk ke penangkaran rusa atau camping.

Kalau ke sini enaknya pas musim panas, kalau musim hujan jalanan di penangkaran rusanya becek. Selain lihat rusa kamu  juga bisa kasih makan  yang wortelnya bisa dibeli di depan pintu masuk. Rusanya ada yang jinak, ada juga yang agresif. Tapi kalau kamu mau foto-foto deket rusa, gue saranin jangan bawa wortel atau kantong plastik ke bawah penangkaran, nanti bisa dikejar-kejar sama rusanya.

Dari Ranca Upas gue mampir ke Taman Kelinci. Yap, taman ini isinya kelinci semuaaaaaa!! Gue sih nggak begitu suka sama kelinci, agak geli gimana gitu kalau lihat kelinci. Tapi karena teman-teman gue yang lain suka kelinci, yauda gue iyain aja buat ke sini. Walaupun ujung-ujungnya gue cuma teriak-teriakan doang dikejar-kejar sama kelinci.

1466755618902

IMG_20151205_160220

Setelah teman-teman gue puas main sama kelinci, terus kita lanjut makan malam. Kalau biasanya setiap ke Bandung gue selalu makan di daerah Dago atau Cihampelas, tapi kali ini gue coba makan di daerah pecinan Bandung di jalan Cibadak. Sepanjang kiri-kanan jalan Cibadak banyak warung makan, dari makanan halal sampai makanan yang nggak halal juga ada. Niatnya gue ke sini mau cobain swike alias kodok, kata temen gue swike di sini enaaaaaaak bangeeeeeet. Ya walaupun sebelumnya gue belom pernah makan swike, tapi gapapa buat cobain.

Namanya Swike JTW, ini penjual swike yang paling terkenal di Bandung. Pas coba gue googling ternyata swike JTW juga ada di Jakarta. Gue pesan 2 porsi swike tepung dan 1 porsi swike mentega. Nggak perlu nunggu lama, swike yang gue pesan udah selesai dimasak.

1466755556528

Awalnya Gue agak nggak yakin makan swike, gue  takut jijik ngelihat bentuknya yang berupa kodok. Tapi ternyata setelah dimasak swikenya nggak berbentuk kodok utuh, udah dipotong-potong dan yang dimasak cuma bagian kakinya aja. Sekilas bentuknya kayak ayam kampung yang udah dipotong-potong kecil. Terus pas gue coba makan, ternyata enaaaaaaaaak! Bukannya lebay ya, tapi beneran enak. Dagingnya lembut kayak perpaduan  ikan dan ayam, terus digoreng tepung jadi crunchy crunchy gitu di luarnya. Kalau swike yang mentega juga sama enaknya, cuma bentuknya agak….eheeem…menjijikan, karena antara kaki kanan dan kiri masih bersatu. Hahaha.

Di jalan Cibadak masih banyak jajanan-jajanan lainnya, kayak ronde, bola ubi, kue putu, pisang bakar keju. Pokoknya makanannya enak-enak dan bikin kalap. Udah kenyang, gue dan teman-teman lanjut ke daerah Dago buat istirahat.

Besoknya gue berniat  mau lihat sunrise di Bukit Moko, tapi kayaknya gue dan teman-teman nggak ada yang sanggup bangun pagi buta. Akhirnya kita baru bangun sekitar jam 8, terus langsung mandi , beres-beres dan cek out hotel sekalian cari sarapan. Kata temen gue, deket hotel tempat kita nginep ada lontong sayur Padang terenak di Bandung. Tempatnya ada di depan MCD persimpangan Dago. Tapi karena gue dari jalan yang berlawanan dan susah buat cari parkir mobil akhirnya kita cari lontong sayur Padang terenak kedua di Bandung. Kalau yang terenak pertama adanya di Persimpangan Dago, yang terenak kedua adanya di sebrang UNPAD Dipatiukur.

1466755561804

Walaupun terenak kedua, tapi tempatnya rame banget. Harus antri dulu kalau mau makan di sini. Mungkin karena lontong sayurnya enak dan nggak mahal, jadi banyak orang yang makan di sini. Kalau nggak salah harga 1 porsi lontong sayur + teh tawar 10 ribu. Selain lontong sayur ada juga teh telor minuman khas Padang. Menurut gue rasa teh telor itu aneh, rasanya manis, asam  dan sedikit bau amis.

Selesai sarapan gue dan teman-teman lanjut ke Bukit Moko. Dari Dipatiukur ke Bukit Moko nggak begitu jauh. Kamu cukup ikutin jalan ke arah Sabuga, terus lurus aja ke arah Saung Angklung Udjo. Dari sana tinggal lurus ikutin papan petunjuk jalan. Gue saranin kalau mau ke Bukit Moko bawa mobil dan disupirin sama orang yang udah handal. Karena jalanannya tanjakan yang lumayan terjal, kalau skill nyetirnya masih level 1 jangan coba-coba bawa mobil ke sini deh.

IMG_20151206_095616

Bukit Moko itu merupakan hutan pinus mirip kayak hutan yang ada di film Twilight. Kalau ke sini emang paling bagus pas sunrise atau sunset. Kalau datangnya siang hari pemandangannya kurang bagus. Di sini banyak spot bagus buat foto-foto, terus kalau mau camping  juga bisa kok, tapi bawa tenda dan peralatan camping sendiri.

Dari Bukit Moko gue dan teman-teman lanjut cari makan siang. Tempat makannya namanya Warung Bu Inul, gue mikirnya kalau yang punya warung ini pasti masaknya sambil ngebor deh. Atau dia emang punya suami namanya Mas Adam? Eheeeem…Letak Warung Bu Inul ada di Dago Pakar persis di samping Hotel Marbella. Kata temen gue, semua makanan di Warung Bu Inul enak-enak. Saking enaknya gue sampai lupa fotoin makananya. Hehehe.

Makanan yang favorit di Warung Bu Inul ada nasi cikur dan pepes jamur. Nasi cikur nih semacam kayak nasi liwet yang dimasak dengan campuran kencur, daun kemangi dan dikasih taburan bawang goreng. Tsaaaaahelah kalau ngomongin isi bahan-bahan makanan gue lumayan ahli sih, secara pernah jadi reporter food. Hehehe. Yang unik pepes jamurnya. Sebenarnya kayak pepes biasa yang dibungkus daun pisang dan dikukus,  tapi pepes jamur di Warung Bu Inul digoreng juga. Iya jadi habis dikukus terus digoreng. Nah lho bingung kan, ini pepes jamur apa jamur goreng? Tapi yang pasti kamu harus cobain pepes jamurnya, karena enak banget rasanya lembut di dalam dan renyang di luar.

 

 

 

 

Posted in Jalan-jalan, Kuliner

Keliling Kota Surabaya

Setelah pisah dari 3 orang teman, gue ngelanjutin perjalanan dari Malang ke Surabaya. Ini bukan solo traveling sih, gue akan ketemu dan ditemenin jalan-jalan sama teman gue yang tinggal di sana. Dari Malang gue naik kereta api Bima tujuan Stasiun Gubeng, Surabaya. Jarak antara Malang-Surabaya nggak jauh, cuma perlu waktu 1 setengah jam gue udah sampai di sana. Sepanjang perjalanan rasanya ngantuk banget, pengen tidur takut kebablasan. Tapi kalau nggak tidur, mata udah 5 watt.

Kesan pertama kali gue sampai di Surabaya adalah kota ini mirip Jakarta, tapi versi heritage-nya. Walaupun termasuk kota besar, menurut gue Surabaya lebih bersih dari pada Jakarta. Di sana juga nggak semacet di Jakarta, mungkin karena jarang ada angkot kali yaaa.

Hari pertama gue di Surabaya, gue main ke Taman Bungkul. Taman ini emang lagi happening banget di sana. Bisa dibilang taman ini jadi pusat nongkrongnya anak-anak muda Surabaya. Nggak cuma anak muda sih, ada juga orang tua dan anak kecil yang main di sana. Tamannya lumayan rame, di sana ada yang belajar beat box, dance, dan ada yang bawa binatang peliharaannya buat dipamerin. Kalau gue sih cukup main lempar gaksing aja.

IMG_20160506_211451

Hari kedua di Surabaya waktunya kulineraaaaaaan!! Ada satu tempat makan yang pengen banget gue datengin yaitu Depot Bu Rudy. Nggak cuma bikin sambal, sekarang Bu Rudy juga punya tempat makan lho! Kata teman gue yang tinggal di Surabaya, nasi empal udang kering Bu Rudy yang paling enak. Dari pada penasaran langsung aja gue cobain rekomendasi dari teman gue.

IMG_20160507_130019

Emang beneran enak nasi empal udang keringnya, apalagi kalau makannya pakai sambal Bu Rudy. Malamnya gue lanjut kulineran lagi, kali ini gue cobain es krim yang legendaris di Surabaya yaitu Zangrandi Ice Cream. Es krim ini udah ada dari tahun 1930. Ketika pertama kali masuk kedia es krim ini rasanya homey banget. Kedai ini ada di bangunan jadul semacam rumah Belanda gitu. Tapi suasananya nggak berasa horor kok. Kalau rasa es krimnya so so laaaah, malah menurut gue susunya kurang berasa.

IMG_20160507_184015

Selesai makan es krim, gue lanjut lagi ke Kebun Binatang Surabaya. Kalau malem-malem Kebun Binatangnya emang udah tutup, tapi tujuan gue ke sana mau lihat iconnya Surabaya yaitu Patung Sura dan Buaya. Kebetulan patung ini ada di depan Kebun Binatang Surabaya. Sebagai icon Surabaya yang ke sini bukan cuma wisatawan,  tapi warga asli Surabaya juga banyak yang main atau foto-foto di sekitar patung.

IMG_20160507_205159

Lanjut di hari ketiga keliling Kota Surabaya. Sebelumnya gue udah searching tempat-tempat bagus di Surabaya dan muncul lah Jalan Gula. Karena penasaran dengan Jalan Gula, akhirnya gue pergi ke sana. Nemuin Jalan Gula sebenarnya nggak susah, karena gue pakai google maps. Hehehe.

C360_2016-05-21-19-32-09-033

IMG_20160518_145525

Jalan Gula ada di kawasan Kota Tua Surabaya atau yang biasa dikenal sebagai kawasan pecinan atau perkampungan orang Tionghoa. Tanpa google maps kamu juga bisa nemuin jalan ini. Kamu tinggal ikutin papan petunjuk jalan ke arah Masjid Sunan Ampel. Memasuki daerah Sunan Ampel, kamu tinggal tanya warga sekitar arah ke Jalan Gula.

Jadi Jalan Gula bukan jalan besar yang sering dilewati kendaraan. Jalan Gula ada di sebuah gang yang kiri kanannya ada bangunan-bangunan tua. Bangunan tua tersebut emang udah nggak terawat, tapi justru bangunan nggak terawat ini yang bikin Jalan Gula jadi tempat heritage-nya Surabaya. Jalan Gula biasa dipakai buat foto prewedding atau foto buku tahunan anak sekolah. Pokoknya tempatnya Instagram-able banget.

C360_2016-05-08-15-08-05-814

 

Sebenarnya masih banyak tempat di Surabaya yang mau gue kunjungin. Tapi waktunya nggak cukup. Mungkin lain kali gue bisa mampir ke sana lagi.

 

Posted in Kuliner

Bogor Biru

Lagu Sore yang berjudul Bogor Biru kayaknya cocok jadi soundtrack perjalanan gue kali ini. Selain terkenal dengan sebutan kota hujan, Bogor juga merupakan surga wisata kuliner. Perjalanan weekend gue kali ini nggak jauh dari Jakarta, hanya memerlukan waktu sekitar 45menit gue udah sampai Bogor menggunakan kereta api. Sesampainya di Bogor gue dan teman-teman langsung menuju Taman Kencana. Bagi pencinta kuliner, Taman Kencana memang wajib untuk di datangi.

Wisata kuliner pertama gue tertuju pada Sop Buah Pak Ewok.

Image

Ini dia Sop Buah Pak Ewok, dari namanya udah jelas kalau andalan dari tempat makan ini adalah sop buahnya. Kali ini gue pesan sop buah durian dan roti cane gulai ayam

Image

Nggak cuma sop buah, ada beraneka ragam makanan dari nasi timbel, dimsum, batagor dan lain-lain. Harganya juga lumayan murah cocok buat mahasiswa kayak gue gini. Tempat bangunan yang terbuat dari bambu membuat suasana di dalam menjadi nyaman dan sejuk. Kalau sore hari tempat ini sangat ramai dikunjungi.

Wisata kuliner selanjutnya nggak begitu jauh dari Sop Buah Pak Ewok, Momomilk. Cafe ini emang baru diresmikan pada 5 Juni 2013 tapi udah banyak pengnjungnya. Pemiliknya adalah mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) Haidar Wurjanto, cafe ini terbilang unik karena menyajikan susu sebagai menu andalannya. Nggak cuma Fresh milk yang ditawarkan, tapi ada Milkshake, yogurt, dan teh.

Penyajian freshmilk maupun milkshakenya juga terbilang unik, gelas yang digunakan berbeda dengan gelas-gelas di cafe lainnya. Untuk menu roti bakar disajikan menggunakan talenan.

Image

Kenyang minum susu dan makan roti bakar, gue melanjutkan wisata kuliner ke Rumah Cupcakes.  Rumah Cupcakes nggak begitu jauh dari MP (Macaroni Panggang) dan Taman Kencana. Tempatnya sangat nyaman untuk berlama-lama menikmati cupcakes dan sekedar ngobrol bersama teman. Dengan suasana taman dan bernuasa putih pink bikin gue makin betah berlama-lama di sini.

Menunya cukup beragam, ada cake, cupcakes, ribs dan barbeque. Karena namanya Rumah Cupcakes saya coba mencicipin cupcakesnya dan yang gue pesan kali ini adalah bluevelvet cupcakes dan chesse blueberry cupcakes.

Image

Gue juga bisa pesan cupcakes sesuai keinginan, misalnya untuk ulang tahun atau anniversary. Biasanya pesanan dilakukan minimal 3 hari sebelum hari H.

Puas berwisata kuliner gue dan teman-teman mampir untuk membeli oleh-oleh. Oleh-oleh khas Bogor tidak lain adalah asinan Bogor dan roti unyil. Gue memutuskan membeli Roti Unyil Venus untuk dibawa pulang. Nggak terasa ternyata hari sudah semakin malam untuk penutupan wisata kuliner di Bogor, gue mampir untuk makan Surabi Sukasari. Walaupun letaknya di pinggir jalan, tapi kedai surabi ini tnggak pernah sepi pengunjung. Menu surabi yang ditawarkan juga macam-macam, ada surabi durian, surabi srikaya, surabi ayam spesial dan lain-lain. Puas menyantap surabi gue bertiga bersama teman-teman memutuskan untuk pulang dan mengakhiri malam minggu di Bogor.