Yeeeeaaah, akhirnya nge-blog lagi setelah sekian lama. Hehehe. Sebenarnya ada banyak cerita yang mau gue sharing waktu pergi ke NTB dan NTT tahun 2014. Tapi sayang karena handphone hilang, foto-foto perjalanan pun juga ikut hilang. Aniwei, gue sharing pengalaman waktu pergi ke Bangka Belitung aja yaaa.
Hari Pertama…..
Kayaknya gue orang kesekian yang liburan ke Bangka Belitung. Tapi emang nggak bohong, pantai di sana bagus-bagus banget. Perjalanan gue mulai dari Jakarta, gue dapat penerbangan pagi jam 6.20 dan sampai di Belitung jam 7.20. Sampai di Bandara H. AS Hanandjoeddin, gue udah dijemput sama lokal guide namanya Pak Laode. Dari bandara, gue dan teman-teman diajak ngelihat Danau Kaolin.
Ngelihat danaunya aja bikin pengen nyebur yaa. Ini danau terbentuk karena penambangan Kaolin. Walaupun airnya warna biru dan kelihatan jernih banget, kamu nggak boleh berenang di danau ini.
Habis puas foto-foto di Danau Kaolin, gue dan 5 orang teman gue dianterin ke tempat makan yang paling terkenal di Bangka Belitung yaitu Mie Atep. Setahu gue di Belitung itu cuma ada 1 tempat yang jual mie Atep yaitu di sekitaran bunderan pusat kota Tanjung Pandan. Bentuk mienya kayak mie Aceh, tapi rasanya gurih dan manis. Susah ngegambarin rasanya pokoknya enak banget dan bikin nagih. Nah, kalau makan mie Atep minumnya harus es jeruk kunci, itu minuman khas Belitung.
Udah kenyang sarapan, perjalanan gue lanjutin ke penginapan buat ganti baju dan bersih-bersih. Terus dari penginapan langsung lanjut nyebrang ke Pulau Lengkuas dan snorkeling.
Di Pulau Lengkuas kamu bisa lihat keindahan pulaunya dari atas mercusuar. Tapi buat sampai di atas mecusuar kamu harus naik tangga dulu. Lupa ada berapa anak tangganya, yang pasti lumayan bikin betis berkonde. Di Pulau Lengkuas juga banyak spot-spot foto yang keren. Jadi kalau mampir ke pulau ini mending puas-puasin foto dan jalan-jalan disekitar pulau.
Yang paling ditunggu-tunggu kalau liburan ke pantai adalah snorkeliiiiiiiiing!!! Cuma sayangnya gue nggak bisa ikut snorkeling, jadi cuma bisa duduk di perahu sambil foto-fotoin teman yang pada snorkeling. 😦
Gua pergi ke Belitung bulan April dan menurut gue tempat snorkelingnya rame banget. Gimana kalau pergi pas high season? Mungkin yang pada snorkeling bakal tabrakan satu sama lain. Udah capek snorkeling, lanjut makan siang di Pulau Kepayang. Jadi Pulau Kepayang merupakan pulau buat para wisatawan transit, di pulau ini kamu bisa istirahat, makan siang, mandi dan lain-lain. Pantai di pulau ini juga bagus, airnya biru jernih, pasirnya putih, hampir sama kayak pantai-pantai di Belitung lainnya.
Dari Pulau Kepayang gue lanjut hopping island atau keliling ke pulau-pulau kecil, kayak Pulau Pasir, Pulau Batu Berlayar, dan Pantai Tanjung Kelayang.
Pulau Batu Berlayar
Pantai Tanjung Kelayang
Setelah selesai hopping island, akhirnya gue balik ke daratan lagi. Sampai di dermaga, gue dan teman-teman sempat minum es kelapa dulu sambil ngobrol-ngobrol. Yaa gini enaknya nge-trip rame-rame apalagi ada satu orang luar yang ikut open trip gue, jadi nambah-nambah teman deh.
Dari dermaga gue lanjut ke Pantai Tanjung Tinggi atau biasa disebut Pantai Laskar Pelangi. Karena pantai itu merupakan lokasi syuting film Laskar Pelangi.
Ini dia tempat Ikal dan teman-temannya main. Yang jadi ciri khas pantai di Belitung itu adalah batu besar. Hampir di semua pantainya pasti ada batu-betu besar kayak gini. Tapi cuma di Pantai Tanjung Tinggi kamu bisa nemuin pantai dibalik batu dan paling pas kalau ke pantai ini sore-sore buat lihat sunset.
Selesai main di pantai, malamnya gue dan teman-teman sempatin jalan-jalan di kota Tanjung Pandan. Kebetulan teman kuliah gue ada yang tinggal di Belitung, jadi sekalian ketemu dan cobain kopi khas Belitung. Sebenarnya gue bukan pencinta kopi, tapi kalau lagi liburan pasti gue cobain kopi khas daerah masing-masing. Walaupun akhirnya gue nggak bisa bedain enaknya kopi Belitung dan kopi Flores. Hehehe.
Hari kedua…
Hari kedua jadwalnya keliling Belitung Timur. Jadi Belitung itu dibagi jadi 2 bagian yaitu Belitung Barat dan Belitung Timur. Kalau mau main-main di pantai berarti kamu harus ke Belitung Barat. Sedangkan di Belitung Timur sekarang jadi tempat wisata Laskar Pelangi. Gua mampir ke SD Muhammadiyah Gantong, sekolah yang dipakai buat syuting film Laskar Pelangi. Ini sekolah replika ya, cuma buat properti syuting film aja. Katanya, Bu Muslimah guru di cerita Laskar Pelangi yang asli suka main ke SD tersebut. Tapi waktu gue ke sana Bu Mus nya nggak ada. Huuh.
Udah sampai di Belitung Timur nggak lengkap kalau kamu belom mengujungi Museum Kata Andrea Hirata. Ini museum tempat memorable perjalanan film Laskar Pelangi. Kamu bisa lihat behind the scene film Laskar Pelangi, perjalanan gimana buku dan film Laskar Pelangi bisa mendunia.
Pertama kali masuk museum ini kesannya keren, karena beda dari museum-museum yang ada di Jakarta. Museum Kata ada di sebuah rumah yang di dalamnya ada berbagai foto, potongan artikel, surat dan quotes dari Andrea Hirata. Gue takjub banget sama Andrea Hirata, karena cuma dari sebuah buku dia bisa bikin kampung halamannya jadi tempat wisata yang terkenal. Eheeem kapan ya gue bisa bikin museum kayak Andrea Hirata?
Di dalam museum terdapat berbagai ruangan yang dinamai sesuai karakter di Laskar Pelangi. Misalnya Ruangan Ikal dan Ruangan Lintang. Di belakang museum ini juga ada tempat buat ngopi, kamu bisa cobain kopi kuli dan pisang goreng. Btw, kopi kuli itu sebutan kopi yang biasa diminum sama buruh tambang timah, karena rata-rata masyarakat Belitung bekerja di pertambangan timah.
Niatnya dari Museum Kata gue dan teman-teman mau lanjut cari makan siang. Tapi tiba-tiba, guide gue diajak dedek-dedek gemes buat ngelihat dermaga yang belom jadi. Dengan alasan katanya “bagus”, yauda gue iyain aja untuk pergi ke dermaga yang gue lupa namanya. Sampai di sana ternyata tempatnya emang beneran bagus. Makasi ya dedek-dedek yang belum sempat kenalan. Hehehe.
Dari dermaga yang entah-apa-itu-namanya, gue lanjut perjalanan ke Vihara Dewi Kwam In. Yang kebayang dipikiran gue adalah di vihara itu ada Sun Go Kong, Patkai dan teman-temannya. Tapi ternyata nggak ada, cuma ada patung Dewi Kwam In doang. Tapi sayang cuacanya nggak mendukung, waktu gue sampai di vihara hujan deras, terus patung Dewi Kwam In-nya belum selesai direnovasi. Jadi gue dan teman-teman cuma duduk-duduk doang di beranda vihara sambil nunggu hujan berhenti.
Nunggu sekitar satu jam hujan belom berhenti juga, akhirnya gue dan teman-teman memutuskan buat balik ke Belitung Barat. Tapi sebelum balik ke penginapan, kita sempatin mampir ke Pantai Tanjung Tinggi. Karena pantai ini emang bagus banget, enak buat duduk-duduk di pinggir pantai sambil minum es kelapa. Gue dan satu teman gue memilih buat main-main di pinggir pantai. Teman gue yang lain pilih buat panjat-panjat dan main di batu besar. Sebenarnya gue juga pengen main di batu-batu besar, tapi karena takut jatoh mendingan cari tempat yang aman aja.
Puas main di Pantai Tanjung Tinggi, gue balik ke kota Tanjung Pandan buat makan malam dan cari oleh-oleh. Btw, oleh-oleh khas Belitung itu enak-enak bangeeeeeeet. Gue sampai kalap belanja. Kalau beli oleh-oleh jangan lupa beli abon ikan dan sirup jeruk kunci, karena itu khas Belitung.
Hari ketiga….
Sebelum ke bandara dan balik ke Jakarta gue mampir dulu ke Rumah Adat Belitung. Konon katanya, kalau berdoa di Rumah Adat Belitung kamu bisa cepat dapat jodoh. Dan bener aja dong nggak pakai basa-basi, gue dan 2 teman cewek gue langsung masuk terus berdoa. Maklum cewek-cewek jomblo yang ngebet nikah. Hehehe. Yaaa kita tunggu aja, diantara 3 cewek ini siapa duluan yang nikah.
Selesai dari Rumah Adat Belitung, gue dan teman-teman mampir lagi ke Mie Atep. Yap, kita semua ketagihan sama Mie Atep. Puas-puasin makan dulu karena di Jakarta nggak ada yang jual mie tersebut.