Finally, Korea !!

Traveling kali ini adalah traveling yang paling gue tunggu-tunggu, karena ini impian gue dari tahun 2006! Gue akhirnya pergi ke Korea Selatan berdua temen kantor gue namanya Dhai. Hahaha emang seniat itu sih pergi cuma berdua doang, gak ada yang tau jalanan di Korea, gak ada yang bisa baca hangul, ngomong bahasa Korea pun cuma bisa “annyeonghaseyo” dan “kamsahamnida”. Pergi ke Korea cuma modal niat, google translate, dan naver map.

Jadi gue beli tiket PP Garuda Jakarta-Seoul-Jakarta tahun lalu pas di GATF (Garuda Travel Fair) lumayan dapet tiket 4,6 juta buat keberangkatan bulan Mei 2019, kalau beli lewat traveloka atau website lainnya bisa kena 6-8 juta PP. Kalau buat penginapan gue pesen lewat Airbnb, dapet apartemen di daerah Hongdae dengan harga 6 juta (untuk 8 H 7 M). Gak terlalu mahal tapi gak terlalu murah juga sih, bisa lebih murah lagi kalau nginepnya berempat karena kasurnya ada 2.

Screenshot_3

Ini fotonya gue ambil dari website Airbnb, karena kemarin gak sempet foto-fotoin apartemennya. Buat lu yang mau ke Korea, gue saranin nginep di daerah Hongdae siih karena daerahnya gak riweuh sama turis kayak di Myeongdong, banyak warga lokal yang ganteng-ganteng, tempat makan yang murah + enak, banyak tempat belanja yang murah dibandingkan di Myeongdong, deket ke mana-mana dan warga lokal di sana kayak penjaga toko atau penjaga restoran ramah-ramah semua.

Silahkan dicek link ini buat referensi menginap di Korea Selatan. 

Screenshot_4

Screenshot_5

Sampai di Incheon International Airport ada 2 cara buat ke Hongdae yaitu naik Airport Railroad Express (AREX) atau kereta all-stop. Bedanya kalau AREX harganya 9.000 won (dikali 13 rupiah aja yaa) dan keretanya cuma berhenti di Stasiun Seoul. Kalau kereta all stop berhenti di semua stasiun dan harganya cuma 4.000 won.

Nah, kalau udah sampai di bandara Incheon dari pintu keluar turun eskalator di sebelah kanan, ikutin petunjuk arah ke stasiun kereta. Buat bayar tiket keretanya, lu harus beli T-Money (semacam emoney gitu) bisa dibeli dan top up di mini market bandara CU .

Sebelum berangkat ke Hongdae, gue sempetin makan dulu di Korean Food Street, pesen steam tofu dumpling dan tteokbokki.

IMG20190429105353

IMG20190429093917

Ini steam tofu dumpling dan side dish-nya ada rumput laut, ikan asin, lobak + kimchi. Rasanya enak dan porsinya banyaaaak banget, jadi mendingan makannya sharing sama temen deh biar bisa pesen makanan yang lain. Pas beli T-money gue juga sempet beli Yakult yang gedeee banget.

IMG20190429105612Selesai makan gue lanjut perjalanan menuju stasiun Hongik University, Hongdae. Sempet ada masalah nih pas di stasiun karena gue gak bisa tap T-money dan keluar dari stasiun. Ada Ajumma gitu yang bantuin ngetap biar kita bisa keluar stasiun, tapi dimarahin sama petugas hahaha. Tapi akhirnya bisa keluar pintu stasiun tanpa kena denda. Jadi kesalahan gue gak bisa tap T-money karena di stasiun Hongik itu ada 2 kali tap pintu, karena gue naik lift gue sampe di pintu kedua tanpa nge-tap di pintu pertama. Jadi inget-inget yaa kalau mau keluar stasiun Hongik Univ. dari bandara mendingan pakai eskalator aja, kalau mau naik lift setelah keluar stasiun.

IMG20190429133541

Suasana Hongdae di siang hari dengan suhu 16 derajat! Sebelum sampai di sini ada drama angkat-angkat koper naik tangga hahaha, untungnya ada oppa ganteng dan baik hati yang bantuin gue angkat koper. Solusi dari gue kalau lu nginep di Hongdae, keluarlah di exit 1,2 atau 3 yang ada eskalatornya atau naik lift!!

DSC00158Karena belom bisa cek in apartemen jadi minum hot coklat dulu di Sky Rabbit Cafe Hongdae.

Sore hari gue jalan-jalan disekitar Hongdae, cari makan sekalian hafalin jalanan.

IMG20190429220203IMG20190429224340I love you, Gong Yoo!
IMG20190429184638Untung belom ngefans sama BTS, kalau gak pasti gue udah foto di sini. hahaha.
IMG20190429190001IMG20190429191004Lupa nama restorannya apa, tapi masih di daerah Hongdae searah Hongik University. harganya cuma 10.000 won buat 1 piring daging.
IMG20190429202043
IMG20190429202340

Posted in Kuliner

Secangkir Kopi di Djule Kofi

Walaupun bukan pencinta kopi, tapi gue salah satu orang yang suka cobain kopi di tempat yang berbeda. Bukan cuma kopinya, gue juga cari suasananya. Akhirnya 2 minggu lalu gue cobain ngopi di Djule Kofi, Melawai. Gua juga baru tau kalau di daerah Melawai, ada tempat ngopi seasik ini. Djule Kofi ini ada di sederetan 7-Eleven Melawai, nggak susah buat cari tempatnya, dari jauh coffee shop ini udah kelihatan karena bangunannya dikelilingin kaca.

Tempatnya emang nggak terlalu besar, tapi nyaman untuk berlama-lama ngopi sambil ngobrol-ngobrol bareng teman. Djule Kofi ada 2 lantai, tapi yang dipakai cuma lantai dasar aja, sedangkan lantai 2 dipakai untuk acara tertentu. Semua ruangan di sana indoor, gue sih kurang tau ada tempat untuk smoking area atau nggak. Pas sampai di Djule Kofi gue langsung pesan ke meja kasir. Nggak banyak menu yang ditawarkan Djule Kofi cuma ada kopi, dan teh. Tapi lebih baik gitu sih dari pada kita bingung sendiri mau pesan apa karena kebanyakan menunya.

Pas lagi lihat-lihat menu baristanya tanya ke gue, lebih suka kopi hitam atau kopi dengan susu? Yaa gue bilang lebih suka kopi susu, dan dia pun rekomendasiin regular white . Akhirnya gue dan teman-teman setuju sama pilihan barista dan kita pesan 3 regular white. Kayakynya setiap hari jenis kopi di Djule Kofi beda-beda, hari itu pilihan kopinya ada gayo, rwanda cyembumba, dan honduras fincala. Kalau gue pilih rwanda cyembumba karena rasanya nggak begitu strong dibandingkan kopi lainnya.

IMG-20160721-WA0018
Photo by Diah Aryanti

IMG-20160721-WA0020
Photo by Diah Aryanti

Nggak butuh waktu lama kopi pesanan gue udah jadi, tersaji dalam cangkir warna-warni dan di atasnya dikasih latte art. So cute….Kalau untuk rasa jangan tanya gue, sampai sekarang gue masih nggak bisa bedain enaknya kopi gayo, arabica, robusta, atau rwanda cyembumba. Hehehe. Balik lagi ke awal, gue ini hanya penikmat kopi bukan pencinta kopi.

Katanya kalau hari biasanya tempat ini rame banget, tapi untungnya gue datang saat hujan jadi nggak begitu banyak pengujungnya, lebih cenderung sepi cuma ada beberapa orang aja. Menurut gue lebih enak ngopi di tempat sepi dari pada tempat yang rame. Kalau rame kesannya riweuh gitu, mau santai atau ngobrol-ngobrol sama teman juga nggak enak.

IMG_20160720_185524

IMG_20160720_185130

IMG-20160721-WA0009
Photo by Ochi Dyati

Nggak kebanyakan coffee shop lainnya, Djule Kofi bikin kopinya tanpa gula. Tapi kalau nggak suka kopi pahit, kamu bisa tambahin gula sachet di kopinya. Sebagai penikmat kopi,  minum kopi tanpa gula enak-enak aja kok. Rasanya juga nggak pahit banget, malah rasa kopi dan susunya lebih terasa.

Posted in Jalan-jalan, Kuliner

Menjelajahi Ciwidey & Bandung

Udah berpuluh-puluh kali gue pergi ke Bandung, tapi nggak ada bosennya. Tahun lalu aja gue sempat 3 kali pergi ke sana dengan teman-teman yang berbeda. Saking seringnya ke sana, nyokap sampai curiga kalau gue punya pacar di Bandung. Hahaha amiiin. Btw, di sana ada tempat wisata yang lagi rame dikunjungin, namanya Ranca Upas. Buat ke sini kamu cukup ikutin jalan ke arah Kawah Putih, Ciwidey. Nah, Ranca Upas ada di sebelah kanan setelah Kawah Putih.

IMG_20151031_100453
IMG_20151205_150457

Sebenarnya Ranca Upas ini adalah bumi perkemahan. Tapi di sini juga ada penangkaran rusa dan permainan outbond. Kamu cuma perlu bayar tiket masuk, terus bisa bebas masuk ke penangkaran rusa atau camping.

Kalau ke sini enaknya pas musim panas, kalau musim hujan jalanan di penangkaran rusanya becek. Selain lihat rusa kamu  juga bisa kasih makan  yang wortelnya bisa dibeli di depan pintu masuk. Rusanya ada yang jinak, ada juga yang agresif. Tapi kalau kamu mau foto-foto deket rusa, gue saranin jangan bawa wortel atau kantong plastik ke bawah penangkaran, nanti bisa dikejar-kejar sama rusanya.

Dari Ranca Upas gue mampir ke Taman Kelinci. Yap, taman ini isinya kelinci semuaaaaaa!! Gue sih nggak begitu suka sama kelinci, agak geli gimana gitu kalau lihat kelinci. Tapi karena teman-teman gue yang lain suka kelinci, yauda gue iyain aja buat ke sini. Walaupun ujung-ujungnya gue cuma teriak-teriakan doang dikejar-kejar sama kelinci.

1466755618902

IMG_20151205_160220

Setelah teman-teman gue puas main sama kelinci, terus kita lanjut makan malam. Kalau biasanya setiap ke Bandung gue selalu makan di daerah Dago atau Cihampelas, tapi kali ini gue coba makan di daerah pecinan Bandung di jalan Cibadak. Sepanjang kiri-kanan jalan Cibadak banyak warung makan, dari makanan halal sampai makanan yang nggak halal juga ada. Niatnya gue ke sini mau cobain swike alias kodok, kata temen gue swike di sini enaaaaaaak bangeeeeeet. Ya walaupun sebelumnya gue belom pernah makan swike, tapi gapapa buat cobain.

Namanya Swike JTW, ini penjual swike yang paling terkenal di Bandung. Pas coba gue googling ternyata swike JTW juga ada di Jakarta. Gue pesan 2 porsi swike tepung dan 1 porsi swike mentega. Nggak perlu nunggu lama, swike yang gue pesan udah selesai dimasak.

1466755556528

Awalnya Gue agak nggak yakin makan swike, gue  takut jijik ngelihat bentuknya yang berupa kodok. Tapi ternyata setelah dimasak swikenya nggak berbentuk kodok utuh, udah dipotong-potong dan yang dimasak cuma bagian kakinya aja. Sekilas bentuknya kayak ayam kampung yang udah dipotong-potong kecil. Terus pas gue coba makan, ternyata enaaaaaaaaak! Bukannya lebay ya, tapi beneran enak. Dagingnya lembut kayak perpaduan  ikan dan ayam, terus digoreng tepung jadi crunchy crunchy gitu di luarnya. Kalau swike yang mentega juga sama enaknya, cuma bentuknya agak….eheeem…menjijikan, karena antara kaki kanan dan kiri masih bersatu. Hahaha.

Di jalan Cibadak masih banyak jajanan-jajanan lainnya, kayak ronde, bola ubi, kue putu, pisang bakar keju. Pokoknya makanannya enak-enak dan bikin kalap. Udah kenyang, gue dan teman-teman lanjut ke daerah Dago buat istirahat.

Besoknya gue berniat  mau lihat sunrise di Bukit Moko, tapi kayaknya gue dan teman-teman nggak ada yang sanggup bangun pagi buta. Akhirnya kita baru bangun sekitar jam 8, terus langsung mandi , beres-beres dan cek out hotel sekalian cari sarapan. Kata temen gue, deket hotel tempat kita nginep ada lontong sayur Padang terenak di Bandung. Tempatnya ada di depan MCD persimpangan Dago. Tapi karena gue dari jalan yang berlawanan dan susah buat cari parkir mobil akhirnya kita cari lontong sayur Padang terenak kedua di Bandung. Kalau yang terenak pertama adanya di Persimpangan Dago, yang terenak kedua adanya di sebrang UNPAD Dipatiukur.

1466755561804

Walaupun terenak kedua, tapi tempatnya rame banget. Harus antri dulu kalau mau makan di sini. Mungkin karena lontong sayurnya enak dan nggak mahal, jadi banyak orang yang makan di sini. Kalau nggak salah harga 1 porsi lontong sayur + teh tawar 10 ribu. Selain lontong sayur ada juga teh telor minuman khas Padang. Menurut gue rasa teh telor itu aneh, rasanya manis, asam  dan sedikit bau amis.

Selesai sarapan gue dan teman-teman lanjut ke Bukit Moko. Dari Dipatiukur ke Bukit Moko nggak begitu jauh. Kamu cukup ikutin jalan ke arah Sabuga, terus lurus aja ke arah Saung Angklung Udjo. Dari sana tinggal lurus ikutin papan petunjuk jalan. Gue saranin kalau mau ke Bukit Moko bawa mobil dan disupirin sama orang yang udah handal. Karena jalanannya tanjakan yang lumayan terjal, kalau skill nyetirnya masih level 1 jangan coba-coba bawa mobil ke sini deh.

IMG_20151206_095616

Bukit Moko itu merupakan hutan pinus mirip kayak hutan yang ada di film Twilight. Kalau ke sini emang paling bagus pas sunrise atau sunset. Kalau datangnya siang hari pemandangannya kurang bagus. Di sini banyak spot bagus buat foto-foto, terus kalau mau camping  juga bisa kok, tapi bawa tenda dan peralatan camping sendiri.

Dari Bukit Moko gue dan teman-teman lanjut cari makan siang. Tempat makannya namanya Warung Bu Inul, gue mikirnya kalau yang punya warung ini pasti masaknya sambil ngebor deh. Atau dia emang punya suami namanya Mas Adam? Eheeeem…Letak Warung Bu Inul ada di Dago Pakar persis di samping Hotel Marbella. Kata temen gue, semua makanan di Warung Bu Inul enak-enak. Saking enaknya gue sampai lupa fotoin makananya. Hehehe.

Makanan yang favorit di Warung Bu Inul ada nasi cikur dan pepes jamur. Nasi cikur nih semacam kayak nasi liwet yang dimasak dengan campuran kencur, daun kemangi dan dikasih taburan bawang goreng. Tsaaaaahelah kalau ngomongin isi bahan-bahan makanan gue lumayan ahli sih, secara pernah jadi reporter food. Hehehe. Yang unik pepes jamurnya. Sebenarnya kayak pepes biasa yang dibungkus daun pisang dan dikukus,  tapi pepes jamur di Warung Bu Inul digoreng juga. Iya jadi habis dikukus terus digoreng. Nah lho bingung kan, ini pepes jamur apa jamur goreng? Tapi yang pasti kamu harus cobain pepes jamurnya, karena enak banget rasanya lembut di dalam dan renyang di luar.

 

 

 

 

Posted in Jalan-jalan, Kuliner

Keliling Kota Surabaya

Setelah pisah dari 3 orang teman, gue ngelanjutin perjalanan dari Malang ke Surabaya. Ini bukan solo traveling sih, gue akan ketemu dan ditemenin jalan-jalan sama teman gue yang tinggal di sana. Dari Malang gue naik kereta api Bima tujuan Stasiun Gubeng, Surabaya. Jarak antara Malang-Surabaya nggak jauh, cuma perlu waktu 1 setengah jam gue udah sampai di sana. Sepanjang perjalanan rasanya ngantuk banget, pengen tidur takut kebablasan. Tapi kalau nggak tidur, mata udah 5 watt.

Kesan pertama kali gue sampai di Surabaya adalah kota ini mirip Jakarta, tapi versi heritage-nya. Walaupun termasuk kota besar, menurut gue Surabaya lebih bersih dari pada Jakarta. Di sana juga nggak semacet di Jakarta, mungkin karena jarang ada angkot kali yaaa.

Hari pertama gue di Surabaya, gue main ke Taman Bungkul. Taman ini emang lagi happening banget di sana. Bisa dibilang taman ini jadi pusat nongkrongnya anak-anak muda Surabaya. Nggak cuma anak muda sih, ada juga orang tua dan anak kecil yang main di sana. Tamannya lumayan rame, di sana ada yang belajar beat box, dance, dan ada yang bawa binatang peliharaannya buat dipamerin. Kalau gue sih cukup main lempar gaksing aja.

IMG_20160506_211451

Hari kedua di Surabaya waktunya kulineraaaaaaan!! Ada satu tempat makan yang pengen banget gue datengin yaitu Depot Bu Rudy. Nggak cuma bikin sambal, sekarang Bu Rudy juga punya tempat makan lho! Kata teman gue yang tinggal di Surabaya, nasi empal udang kering Bu Rudy yang paling enak. Dari pada penasaran langsung aja gue cobain rekomendasi dari teman gue.

IMG_20160507_130019

Emang beneran enak nasi empal udang keringnya, apalagi kalau makannya pakai sambal Bu Rudy. Malamnya gue lanjut kulineran lagi, kali ini gue cobain es krim yang legendaris di Surabaya yaitu Zangrandi Ice Cream. Es krim ini udah ada dari tahun 1930. Ketika pertama kali masuk kedia es krim ini rasanya homey banget. Kedai ini ada di bangunan jadul semacam rumah Belanda gitu. Tapi suasananya nggak berasa horor kok. Kalau rasa es krimnya so so laaaah, malah menurut gue susunya kurang berasa.

IMG_20160507_184015

Selesai makan es krim, gue lanjut lagi ke Kebun Binatang Surabaya. Kalau malem-malem Kebun Binatangnya emang udah tutup, tapi tujuan gue ke sana mau lihat iconnya Surabaya yaitu Patung Sura dan Buaya. Kebetulan patung ini ada di depan Kebun Binatang Surabaya. Sebagai icon Surabaya yang ke sini bukan cuma wisatawan,  tapi warga asli Surabaya juga banyak yang main atau foto-foto di sekitar patung.

IMG_20160507_205159

Lanjut di hari ketiga keliling Kota Surabaya. Sebelumnya gue udah searching tempat-tempat bagus di Surabaya dan muncul lah Jalan Gula. Karena penasaran dengan Jalan Gula, akhirnya gue pergi ke sana. Nemuin Jalan Gula sebenarnya nggak susah, karena gue pakai google maps. Hehehe.

C360_2016-05-21-19-32-09-033

IMG_20160518_145525

Jalan Gula ada di kawasan Kota Tua Surabaya atau yang biasa dikenal sebagai kawasan pecinan atau perkampungan orang Tionghoa. Tanpa google maps kamu juga bisa nemuin jalan ini. Kamu tinggal ikutin papan petunjuk jalan ke arah Masjid Sunan Ampel. Memasuki daerah Sunan Ampel, kamu tinggal tanya warga sekitar arah ke Jalan Gula.

Jadi Jalan Gula bukan jalan besar yang sering dilewati kendaraan. Jalan Gula ada di sebuah gang yang kiri kanannya ada bangunan-bangunan tua. Bangunan tua tersebut emang udah nggak terawat, tapi justru bangunan nggak terawat ini yang bikin Jalan Gula jadi tempat heritage-nya Surabaya. Jalan Gula biasa dipakai buat foto prewedding atau foto buku tahunan anak sekolah. Pokoknya tempatnya Instagram-able banget.

C360_2016-05-08-15-08-05-814

 

Sebenarnya masih banyak tempat di Surabaya yang mau gue kunjungin. Tapi waktunya nggak cukup. Mungkin lain kali gue bisa mampir ke sana lagi.

 

Posted in Jalan-jalan

3 Hari di Malang-Bromo-Batu

Yang paling dinanti dari pekerja kantoran adalah libur long weekend. Tapi tetep aja liburan kali ini gue harus ambil cuti 3 hari, karena rencananya gue mau long trip ke Malang-Surabaya. Dari Jakarta gue berangkat bersama 3 orang teman, yang 2 sepasang suami-istri dan satu teman cewek. Gue dan 1 teman gue ini jadi obat nyamuk selama di Malang. 😦

Hari pertama…

Sebenarnya ini pertama kalinya gue ke Malang. Gue dan teman-teman sepakat  buat ke Malang naik kereta api dari Stasiun Pasar Senen. Jarak antara Jakarta-Malang emang cukup jauh, ya sekitar 15 jam perjalanan. Untungnya dapat kereta yang malam, jadi sepanjang perjalanan gue bisa tidur. Awalnya gue pikir selama perjalanan yang 15 jam itu akan ngebosenin, ternyata nggak juga. Malah setengah perjalanan gue habiskan dengan bergosip bareng ibu-ibu rempong. Jadi lumayan deh perjalanannya nggak berasa jauh.

1462366830931

Gue sampai di Malang sekitar jam 09.30, di Stasiun Malang Kota Baru gue dan teman-teman udah ditungguin mas-mas rental mobil. Karena hari pertama di Malang gue berencana main ke daerah Malang Selatan. Fyi, tempat wisata di Malang nggak cuma di Batu lho! Di Malang Selatan ada banyak pantai dan air terjun yang bagus-bagus banget. Tapi jarak dari kota Malang ke Malang Selatan emang jauh. Kalau pakai mobil sekitar 3 jam perjalanan.

Sebelum memulai perjalanan yang lumayan jauh, gue mampir ke Bakso Presiden dulu buat sarapan. Katanya bakso ini enak dan terkenal banget di Malang. Soal rasa? Menurut gue BAE, biasa ae. Hampir sama rasanya kayak bakso Malang di Jakarta. Udah kenyang gue pun lanjut perjalanan ke Malang Selatan. Gue dan teman-teman nggak ada tau daerah Malang, jadi kita cuma diarahkan pakai google maps aja. Tujuan pertama di Malang Selatan adalah Pantai Tiga Warna. Pas baca-baca blog orang, katanya Pantai Tiga Warna itu bagus banget. Emang agak ribet akses ke sana dan harus reservasi terlebih dahulu buat masuk ke pantai konsevasi itu. Jadi disaranin kalau mau ke sana, kamu harus sms ke nomer ini 0821-3267-7713 atau telepon ke 0812-3333-9889.

Tapi karena penasaran, yauda gue dan teman-teman tetap pergi ke sana walaupun  reservasinya mendadak. Selama perjalanan menuju Pantai Tiga Warna, gue ngelewatin hutan-sawah-perkampungan-pegunungan-masuk hutan lagi-lewat perkotaan dan baru sampai di Pantai Tiga Warna. Eits, tapi belom benar-benar sampai di pantainya ya. Dari tempat parkir mobil ke arah pantai, gue diharuskan treking 3 km. Iya 3 km jalan kaki!! Emang butuh perjuangan banget buat sampai di Pantai Tiga Warna.

Selama di parkiran mobil, gue dan teman-teman sempat ragu buat ngelanjutin perjalanan ke Pantai Tiga Warna, tapi untungnya nggak jauh dari tempat parkiran ada pangkalan ojek. Ngelihat tulisan ‘pangkalan ojek’ rasanya kayak lihat air di gurun sahara. Hahaha. Gue dan teman-teman akhirnya naik ojek dengan ongkos 5.000 / per orang. Tapi ojek ini cuma bisa nganterin gue sampai pos 1 aja, selebihnya ya jalan kakiiiiiiiii.

IMG_20160504_141559

Jadi kalau mau ke Pantai Tiga Warna, kamu harus ngelewatin 2 pos penjagaan. Yang pertama pos perizinan, semua wisatawan yang datang harus didata dan dicatat nomer reservasinya. Terus, barang-barang yang dibawa juga harus dicatat, biar wisatawan nggak ninggalin sampah di Pantai Tiga Warna. Kalau ketahuan kamu buang sampah di sana, akan didenda 100 ribu/ item.  Kedua pos guide, karena jalan menuju Pantai Tiga Warna emang agak ribet  kamu harus didampingin sama guide biar nggak nyasar.

Sebelum sampai di Pantai Tiga Warna kamu akan ngelewatin pantai-pantai lainnya. Biasanya si guide akan nawarin apa kamu mau mampir ke pantai tersebut atau nggak. Kalau gue dan teman-teman kayaknya nggak perlu ditawarin deh, denger suara ombak aja pasti udah lari-lari kegirangan. Hehehe.

IMG_20160504_150225

Ini dia Pantai Batu Pecah. Baguuuuuuuuuus! Pasirnya putih dan airnya jernih, tapi banyak karang. Emang nggak banyak yang tau tentang Pantai Batu Pecah, makanya pantai ini masih sepi pengujung. Tapi justru pantai yang kayak gini, yang gue dan teman-teman cari. Puas main-main dan foto-foto, gue lanjutin perjalanan lagi menuju Pantai Tiga Warna. Jarak dari Pantai Batu Pecah ke Pantai Tiga Warna lumayan jauh. Gapapa lah sekali-kali treking 2 km, hitung-hitung olahraga .

1462366788870

Setelah menempuh 1 km dengan naik ojek dan 2 km jalan kaki, sampailah di Pantai Tiga Warna.  Akhirnya rasa penasaran gue tentang pantai ini terbayarkan. Pas sampai, langsung aja gue dan teman-teman nyebur ke laut. Di sana kamu bisa snorkeling atau cuma berenang-berenang cantik.

IMG_20160504_155543

Jujur ya, pantai ini jauh dari ekspetasi gue dan teman-teman. Karena hampir sama kayak pantai-pantai lainnya yang ada di Malang Selatan. Cuma akses ke Pantai Tiga Warna lebih susah dari pada ke Pantai Sendang Biru atau Pantai Goa Cina. Tapi kalau kamu penasaran sama pantai ini, ya silahkan aja didatangin.

Karena gue sampai di pantai ini sore sekitar jam 3, jadi udah nggak banyak orang di sana. Cuma ada group gue dan 2 group lain. Kalau di Pantai Tiga Warna udah ada tempat ganti baju dan warung. Jadi kalau kamu lapar atau haus bisa mampir dulu ke warung. Karena pantai ini letaknya agak di pedalaman, jadi waktu berkunjungnya dibatasin.

Udah puas main di Pantai Tiga Warna, gue dan teman-teman balik dan harus ngelewatin jalan yang sama kayak waktu datang. Seperti biasa di pos penjagaan, gue pilih naik ojek buat sampai di tempat parkiran mobil. Hehehe. Dari Malang Selatan gue menuju Batu, karena gue akan nginep di villa di daerah sana. Gue sampai di villa jam 10 malam, cuma punya waktu 2 jam buat istirahat dan siap-siap ngelanjutin perjalanan ke Gunung Bromo.

Hari kedua…

Gue tidur cuma setengah jam aja karena jam 12 malam mas Agung guide gue di Bromo udah jemput. Mata masih kriyep-kriyep dan betis berkonde akhirnya gue ngelanjutin perjalanan lagi buat lihat sunrise. Selama perjalanan ke Gunung Bromo gue cuma tidur, tidur dan tidur. Hehehe. Maklum badan capek banget habis treking. Dari Batu ke Bromo sekitar 2-3 jam, pokoknya gue bangun udah sampai di Bromo.

Sampai di Pos Bromo Wonokitri gue langsung cari makan di warung-warung sekitar. Biasanya di tempat yang dingin, perut lebih cepat ngerasa laparnya. Setelah itu gue dan teman-teman naik mobil jeep untuk sampai di penanjakan 1 buat lihat sunrise. Untungnya gue datang ke Bromo H-1 sebelum tanggal merah jadi walaupun rame, tapi nggak sepadet waktu liburan.

Driver jeep nggak nganterin sampai tempat di mana kamu bisa lihat sunrise. Dia cuma nganterin sampai penajakan bawah dan selebihnya kamu harus jalan kaki untuk sampai di atas. Tapi tenang aja, kalau kamu nggak kuat nanjak bisa gunain jasa ojek kok, cukup bayar 20 ribu untuk 2 orang. Nah, kalau kamu udah sampai di penanjakan langsung aja cari spot bagus buat lihat sunrise.

IMG_20160505_052746

 

Selesai lihat sunrise lanjut menuju ke Padang Savana. Di Padang Savana ada banyak spot bagus buat foto-foto. Terus dari sana gue lanjut lagi ke Pasir Berbisik. Kalau ke Bromo mendingan kamu bawa masker, karena debu di mana-mana ~

1462416633108

 

Dari Pasir Berbisik balik lagi ke Kawah Bromo. Menuju Kawah Bromo kamu bisa jalan kaki atau kalau nggak mau capek ya naik kuda aja. Selesai main di Bromo, gue balik lagi ke Pos Bromo Wonokitri buat makan siang dan kembali ke villa. Waktu perjalanan berangkat dan pulang agak beda. Biasanya kalau pulang dari Bromo ke arah Batu jalannya agak macet. Jadi butuh waktu yang lebih lama dari berangkatnya.

Sebelum balik ke villa, gue dan teman-teman mampir ke toko oleh-oleh dulu. Jadi selama di Bromo gue pakai jasa tour guide dari travel agent. Soalnya lebih praktis untuk transportasinya, gue juga nggak perlu cari driver jeep lagi karena semua udah diurusin sama travel agent.

Masih di hari kedua di Malang gue stay di Batu. Gue emang sengaja cari villa di daerah Batu biar pulang dari Bromo gue bisa main disekitar sana dan nggak perlu sewa mobil lagi. Niatnya sih mau main ke Batu Night Spectacular, tapi ternyata jalan arah BNS macet banget sampai mobil nggak bisa gerak. Yauda akhirnya gue ganti rencana untuk main di sekitar alun-alun Batu dan cobain Pos Ketan Legenda. Katanya sih ketannya enak dan  favoritnya Krisdayanti. Benar aja dong sampai di sana gue harus antri dulu buat cobain sepiring kecil ketan.

IMG_20160505_201716

Gue agak takjub sih ngelihat alun-alun Batu, karena tempatnya kayak tempat wisata di Jakarta yang ada bianglala dan kuda-kuda puter.  Terus di sisi-sisi alun-alun juga ada lampion mirip kayak di BNS.

IMG_20160505_212046

 

Hari ketiga….

Rencananya setelah dari Malang gue akan lanjut ke Surabaya buat ketemu sama teman gue. Sedangkan teman-teman gue yang lain balik ke Jakarta. Hari terakhir di Malang gue nggak punya banyak waktu buat jalan-jalan, jadinya gue dan teman-teman cuma makan siang di Malang Town Square. Terus lanjut ke Stasiun Malang Kota Baru buat balik.

Posted in Jalan-jalan

Explore Bangka Belitung

Yeeeeaaah, akhirnya nge-blog lagi setelah sekian lama. Hehehe. Sebenarnya ada banyak cerita yang mau gue sharing waktu pergi ke NTB dan NTT tahun 2014. Tapi sayang karena handphone hilang, foto-foto perjalanan pun juga ikut hilang. Aniwei, gue sharing pengalaman waktu pergi ke Bangka Belitung aja yaaa.

 

Hari Pertama…..

Kayaknya gue orang kesekian yang liburan ke Bangka Belitung. Tapi emang nggak bohong, pantai di sana bagus-bagus banget. Perjalanan gue mulai dari Jakarta, gue dapat penerbangan pagi jam 6.20 dan sampai di Belitung jam 7.20. Sampai di Bandara H. AS Hanandjoeddin, gue udah dijemput sama lokal guide namanya Pak Laode. Dari bandara, gue dan teman-teman diajak ngelihat Danau Kaolin.

IMG_20160402_080351

Ngelihat danaunya aja bikin pengen nyebur yaa.  Ini danau terbentuk karena penambangan Kaolin. Walaupun airnya warna biru dan kelihatan jernih banget, kamu nggak boleh berenang di danau ini.

Habis puas foto-foto di  Danau Kaolin,  gue dan 5 orang teman gue dianterin ke tempat makan yang paling terkenal di Bangka Belitung yaitu Mie Atep. Setahu gue di Belitung itu cuma ada 1 tempat yang jual mie Atep yaitu di sekitaran bunderan pusat kota Tanjung Pandan. Bentuk mienya kayak mie Aceh, tapi rasanya gurih dan manis. Susah ngegambarin rasanya pokoknya enak banget dan bikin nagih. Nah, kalau makan mie Atep minumnya harus es jeruk kunci, itu minuman khas Belitung.

IMG_20160402_084338

Udah kenyang sarapan, perjalanan gue lanjutin ke penginapan buat ganti baju dan bersih-bersih. Terus dari penginapan langsung lanjut nyebrang ke Pulau Lengkuas dan snorkeling.

IMG_20160402_110813

Di Pulau Lengkuas kamu bisa lihat keindahan pulaunya dari atas mercusuar. Tapi buat sampai di atas mecusuar kamu harus naik tangga dulu. Lupa ada berapa anak tangganya, yang pasti lumayan bikin betis berkonde.  Di Pulau Lengkuas juga banyak spot-spot foto yang keren. Jadi kalau mampir ke pulau ini mending puas-puasin foto dan jalan-jalan disekitar pulau.

Yang paling ditunggu-tunggu kalau liburan ke pantai adalah snorkeliiiiiiiiing!!! Cuma sayangnya gue nggak bisa ikut snorkeling, jadi cuma bisa duduk di perahu sambil foto-fotoin teman yang pada snorkeling. 😦

IMG_20160402_123225

 

Gua pergi ke Belitung bulan April dan menurut gue tempat snorkelingnya rame banget. Gimana kalau pergi pas high season? Mungkin yang pada snorkeling bakal tabrakan satu sama lain. Udah capek snorkeling, lanjut makan siang di Pulau Kepayang. Jadi Pulau Kepayang merupakan pulau buat para wisatawan transit, di pulau ini kamu bisa  istirahat, makan siang, mandi dan lain-lain. Pantai di pulau ini juga bagus, airnya biru jernih, pasirnya putih, hampir sama kayak pantai-pantai di Belitung lainnya.

Dari Pulau Kepayang gue lanjut hopping island atau keliling ke pulau-pulau kecil, kayak Pulau Pasir, Pulau Batu Berlayar, dan Pantai Tanjung Kelayang.

Pulau Batu Berlayar

DSC_0412.JPG

IMG_20160402_151952

Pantai Tanjung Kelayang

IMG_20160402_155113

Setelah selesai hopping island, akhirnya gue balik ke daratan lagi. Sampai di dermaga, gue dan teman-teman sempat minum es kelapa dulu sambil ngobrol-ngobrol. Yaa gini enaknya nge-trip rame-rame apalagi ada satu orang luar yang ikut open trip gue, jadi nambah-nambah teman deh.

Dari dermaga gue lanjut ke Pantai Tanjung Tinggi atau biasa disebut Pantai Laskar Pelangi. Karena pantai itu merupakan lokasi syuting film Laskar Pelangi.

Ini dia tempat Ikal dan teman-temannya main. Yang jadi ciri khas pantai di Belitung itu adalah batu besar. Hampir di semua pantainya pasti ada batu-betu besar kayak gini. Tapi cuma di Pantai Tanjung Tinggi kamu bisa nemuin pantai dibalik batu dan paling pas kalau ke pantai ini sore-sore buat lihat sunset.

IMG_20160402_173559

IMG_20160402_175703

Selesai main di pantai, malamnya gue dan teman-teman sempatin jalan-jalan di kota Tanjung Pandan. Kebetulan teman kuliah gue ada yang tinggal di Belitung, jadi sekalian ketemu dan cobain kopi khas Belitung. Sebenarnya gue bukan pencinta kopi, tapi kalau lagi liburan  pasti gue cobain kopi khas daerah masing-masing. Walaupun akhirnya gue nggak bisa bedain enaknya kopi Belitung dan kopi Flores. Hehehe.

IMG_20160402_203457

 

Hari kedua…

Hari kedua jadwalnya keliling Belitung Timur. Jadi Belitung itu dibagi jadi 2 bagian yaitu Belitung Barat dan Belitung Timur. Kalau mau main-main di pantai berarti kamu harus ke Belitung Barat. Sedangkan di Belitung Timur sekarang jadi tempat wisata Laskar Pelangi. Gua mampir ke SD Muhammadiyah Gantong, sekolah yang dipakai buat syuting film Laskar Pelangi. Ini sekolah replika ya, cuma buat properti syuting film aja. Katanya, Bu Muslimah guru di cerita Laskar Pelangi yang asli suka main ke SD tersebut. Tapi waktu gue ke sana Bu Mus nya nggak ada. Huuh.

IMG_20160403_100639

IMG_20160403_100614

Udah sampai di Belitung Timur nggak lengkap kalau kamu belom mengujungi Museum Kata Andrea Hirata. Ini museum tempat memorable perjalanan film Laskar Pelangi. Kamu bisa lihat behind the scene film Laskar Pelangi, perjalanan gimana buku dan film Laskar Pelangi bisa mendunia.

IMG_20160403_105943

Pertama kali masuk museum ini kesannya keren, karena beda dari museum-museum yang ada di Jakarta. Museum Kata ada di sebuah rumah yang di dalamnya ada berbagai foto, potongan artikel, surat dan quotes dari Andrea Hirata. Gue takjub banget sama Andrea Hirata, karena cuma dari sebuah buku dia bisa bikin kampung halamannya jadi tempat wisata yang terkenal. Eheeem kapan ya gue bisa bikin museum kayak Andrea Hirata?

IMG_20160403_105017

IMG_20160403_105648

Di dalam museum terdapat berbagai ruangan yang dinamai sesuai karakter di Laskar Pelangi. Misalnya Ruangan Ikal dan Ruangan Lintang. Di belakang museum ini juga ada tempat buat ngopi, kamu bisa cobain kopi kuli dan pisang goreng. Btw, kopi kuli itu sebutan kopi yang biasa diminum sama buruh tambang timah, karena rata-rata masyarakat Belitung bekerja di pertambangan timah.

Niatnya dari Museum Kata gue dan teman-teman mau lanjut cari makan siang. Tapi tiba-tiba, guide gue diajak dedek-dedek gemes buat ngelihat dermaga yang belom jadi. Dengan alasan katanya “bagus”, yauda gue iyain aja untuk pergi ke dermaga yang gue lupa namanya. Sampai di sana ternyata tempatnya emang beneran bagus. Makasi ya dedek-dedek yang belum sempat kenalan. Hehehe.

IMG_20160403_112554

Dari dermaga yang entah-apa-itu-namanya, gue lanjut perjalanan ke Vihara Dewi Kwam In. Yang kebayang dipikiran gue adalah di vihara itu ada Sun Go Kong, Patkai dan teman-temannya. Tapi ternyata nggak ada, cuma ada patung Dewi Kwam In doang. Tapi sayang cuacanya nggak mendukung, waktu gue sampai di vihara hujan deras, terus patung Dewi Kwam In-nya belum selesai direnovasi. Jadi gue dan teman-teman cuma duduk-duduk doang di beranda vihara sambil nunggu hujan berhenti. 

Nunggu sekitar satu jam hujan belom berhenti juga, akhirnya gue dan teman-teman memutuskan buat balik ke Belitung Barat. Tapi sebelum balik ke penginapan, kita sempatin mampir ke Pantai Tanjung Tinggi. Karena pantai ini emang bagus banget, enak buat duduk-duduk di pinggir pantai sambil minum es kelapa. Gue dan satu teman gue memilih buat main-main di pinggir pantai. Teman gue yang lain pilih buat panjat-panjat dan main di batu besar. Sebenarnya gue juga pengen main di batu-batu besar, tapi karena takut jatoh mendingan cari tempat yang aman aja.

Puas main di Pantai Tanjung Tinggi, gue balik ke kota Tanjung Pandan buat makan malam dan cari oleh-oleh. Btw, oleh-oleh khas Belitung itu enak-enak bangeeeeeeet. Gue sampai kalap belanja. Kalau beli oleh-oleh jangan lupa beli abon ikan dan sirup jeruk kunci, karena itu khas Belitung.

Hari ketiga….

Sebelum ke bandara dan balik ke Jakarta gue mampir dulu ke Rumah Adat Belitung. Konon katanya, kalau berdoa di Rumah Adat Belitung kamu bisa cepat dapat jodoh. Dan bener aja dong nggak pakai basa-basi, gue dan 2 teman cewek gue langsung masuk terus berdoa.  Maklum cewek-cewek jomblo yang ngebet nikah. Hehehe. Yaaa kita tunggu aja, diantara 3 cewek ini siapa duluan yang nikah.

IMG-20160404-WA0065

Selesai dari Rumah Adat Belitung, gue dan teman-teman mampir lagi ke Mie Atep. Yap, kita semua ketagihan sama Mie Atep. Puas-puasin makan dulu karena di Jakarta nggak ada yang jual mie tersebut.

Posted in Jalan-jalan

Tanjung Lesung: Pesona di Ujung Banten

 

 

Kalau mendengar kata pantai yang dekat dengan Jakarta, pasti yang terlintas di pikiran kita adalah Anyer. Anyer memang salah satu pantai yang berada di Banten, selain itu ada juga pantai Carita. Tapi perjalanan gue kali ini nggak ke Anyer ataupun Carita, melainkan ke Tanjung Lesung. Pantai Tanjung Lesung merupakan lokasi wisata pantai yang terletak di Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Posisinya berada di sebelah barat dan memiliki luas 150 hektar. Untuk menempuh kesana di perlukan waktu sekitar 7 jam dari Jakarta, yaa memang cukup jauh untuk berwisata ke daerah Banten tapi semua perjalanan yang melelahkan akan terbayar sesampainya di sana.

DSC_0332

 Awalnya gue berpikir kalau pantai Tanjung Lesung sama seperti Anyer, karena letaknya sama-sama di Banten yang pasirnya nggak putih dan pantainya banyak  kotor. Tapi sesampainya di sana ternyata gue salah. Tanjung Lesung sangat berbeda dengan Anyer malah menurut gue hampir sama dengan pantai-pantai yang ada di Bali. Di sana gue menginap di Tanjung Lesung Beach Hotel. Hotel ini bisa dibilang seperti Cottage karena bertingkat 2 dan memiliki 2 kamar, cukuplah buat sekeluarga. Tapi kalau harga di hotel terlalu mahal, kamu bisa pilih berkemah di Tanjung Lesung Beach Club, karena di sana disewakan perkemahan buat kamu yang memiliki budget minim.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA
OLYMPUS DIGITAL CAMERA

 

OLYMPUS DIGITAL CAMERA
OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Sayangnya, gue sampai di sana jam 6 sore jadi nggak bisa main di pantai deh. Akhirnya gue memutuskan untuk berjalan-jalan di pantai aja dan nemenin kopanakan main. Keesokan pagi gue berniat melihat sunrise, tapi  karena terlalu capek perjalanan kemarin gue jadi bangun kesiangan. Hehehe. Tapi nggak apa-apa gue masih bisa menikmati indahnya pantai Tanjung Lesung. Puas main di pantai selanjutnya gue nemenin keponakan berenang di kolam renang. Kolam renang di Tanjung Lesung Beach Hotel sama seperti di hotel waktu gue menginap di Bali, pemandangannya menghadap langsung ke pantai, it’s so beautiful!  Dan nggak lupa gue mampir ke Tanjung Lesung Beach Club, di sana kita bisa menikmati permainan air seperti, snorkeling, banana boats, dan jetski. Nggak terasa hari semakin siang gue pun harus segera cek out dan mengakhiri liburan singkat di Tanjung Lesung. Semoga nanti ada waktu lagi untuk mengunjungi pantai terindah di Banten.

Posted in Kuliner

Bogor Biru

Lagu Sore yang berjudul Bogor Biru kayaknya cocok jadi soundtrack perjalanan gue kali ini. Selain terkenal dengan sebutan kota hujan, Bogor juga merupakan surga wisata kuliner. Perjalanan weekend gue kali ini nggak jauh dari Jakarta, hanya memerlukan waktu sekitar 45menit gue udah sampai Bogor menggunakan kereta api. Sesampainya di Bogor gue dan teman-teman langsung menuju Taman Kencana. Bagi pencinta kuliner, Taman Kencana memang wajib untuk di datangi.

Wisata kuliner pertama gue tertuju pada Sop Buah Pak Ewok.

Image

Ini dia Sop Buah Pak Ewok, dari namanya udah jelas kalau andalan dari tempat makan ini adalah sop buahnya. Kali ini gue pesan sop buah durian dan roti cane gulai ayam

Image

Nggak cuma sop buah, ada beraneka ragam makanan dari nasi timbel, dimsum, batagor dan lain-lain. Harganya juga lumayan murah cocok buat mahasiswa kayak gue gini. Tempat bangunan yang terbuat dari bambu membuat suasana di dalam menjadi nyaman dan sejuk. Kalau sore hari tempat ini sangat ramai dikunjungi.

Wisata kuliner selanjutnya nggak begitu jauh dari Sop Buah Pak Ewok, Momomilk. Cafe ini emang baru diresmikan pada 5 Juni 2013 tapi udah banyak pengnjungnya. Pemiliknya adalah mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) Haidar Wurjanto, cafe ini terbilang unik karena menyajikan susu sebagai menu andalannya. Nggak cuma Fresh milk yang ditawarkan, tapi ada Milkshake, yogurt, dan teh.

Penyajian freshmilk maupun milkshakenya juga terbilang unik, gelas yang digunakan berbeda dengan gelas-gelas di cafe lainnya. Untuk menu roti bakar disajikan menggunakan talenan.

Image

Kenyang minum susu dan makan roti bakar, gue melanjutkan wisata kuliner ke Rumah Cupcakes.  Rumah Cupcakes nggak begitu jauh dari MP (Macaroni Panggang) dan Taman Kencana. Tempatnya sangat nyaman untuk berlama-lama menikmati cupcakes dan sekedar ngobrol bersama teman. Dengan suasana taman dan bernuasa putih pink bikin gue makin betah berlama-lama di sini.

Menunya cukup beragam, ada cake, cupcakes, ribs dan barbeque. Karena namanya Rumah Cupcakes saya coba mencicipin cupcakesnya dan yang gue pesan kali ini adalah bluevelvet cupcakes dan chesse blueberry cupcakes.

Image

Gue juga bisa pesan cupcakes sesuai keinginan, misalnya untuk ulang tahun atau anniversary. Biasanya pesanan dilakukan minimal 3 hari sebelum hari H.

Puas berwisata kuliner gue dan teman-teman mampir untuk membeli oleh-oleh. Oleh-oleh khas Bogor tidak lain adalah asinan Bogor dan roti unyil. Gue memutuskan membeli Roti Unyil Venus untuk dibawa pulang. Nggak terasa ternyata hari sudah semakin malam untuk penutupan wisata kuliner di Bogor, gue mampir untuk makan Surabi Sukasari. Walaupun letaknya di pinggir jalan, tapi kedai surabi ini tnggak pernah sepi pengunjung. Menu surabi yang ditawarkan juga macam-macam, ada surabi durian, surabi srikaya, surabi ayam spesial dan lain-lain. Puas menyantap surabi gue bertiga bersama teman-teman memutuskan untuk pulang dan mengakhiri malam minggu di Bogor.

Seribu Harapan di Pulau Harapan

Hiruk pikuk Ibu Kota membuat semua warganya merasa jenuh, kerjaan yang menumpuk, macet dan belum lagi skripsi yang tak kunjung selesai. Sebagian orang memutuskan untuk berlibur ke luar negeri, tapi gue dan teman-teman memutuskan untuk berlibur di dalam negeri aja.

Akhirnya gue memutuskan liburan ke Pulau Harapan. Siapa bilang pantai-pantai cantik dan indah cuma ada di Bali, di ujung kota Jakarta masih banyak pantai-pantai yang bertaburan pasir putih, lautan biru, dan ombak yang tenang.

Pulau Harapan adalah pulau penduduk atau pulau untuk wisatawan singgah. Untuk mencapai Ke Pulau Harapan bisa di tempuh dengan naik kapal dari Muara Angke atau Marina Ancol. Perjalanan yang ditempuh dari Muara Angke sekitar 4 jam. Yaa emang agak lama, tapi semuanya akan terbayar sesampainya di sana.

Gue berangkat dari rumah teman di daerah Slipi pukul 05.00 sampai di Muara Angke jam 05.30. Sesampainya di pom bensin Muara Angke gue dan teman-teman mencari sarapan dulu. Setelah selesai sarapan gue menuju ke dermaga. Nah, jalan menuju dermaga becek dan banyak genangan air, bau amis ikan  juga menyengat. Jadi gue saranin untuk pakai masker biar bau amis nggak terlalu tercium. Setelah mencari-cari akhirnya ketemu dengan Kapal Bahtera, kapal yang akan membawa gue dan teman-teman menuju Pulau Harapan.

Untuk yang nggak terbiasa naik kapal gue saranin minum Antimo, karena kalau nggak minum nanti bisa mabok laut. Hehehe. Gue dan teman-teman menghabiskan waktu di kapal dengan bercerita dan sampai akhirnya semua tertidur lelap di kapal. Sesekali gue keluar untuk menghirup udara segara di lautan.

Setelah 4jam akhirnya gue sampai di dermaga Pulau Kelapa, lalu lanjut ke Pulau Harapan dengan berjalan kaki. Jalan kaki dari Dermaga Pulau Kelapa ke homestay sekitar 15menit.

Image

Yeaaaaah akhirnya sampai juga di Pulau Harapan!! Setelah sampai di homestay kami udah disediakan makan siang oleh guide. Btw, guide gue di sana orangnya asik banget, namanya Pak Ilham atau biasa kami sebut Pak Bro. Hari pertama gue cuma jalan-jalan sekitaran Pulau Harapan, dan mulai explore pulau lainnya di hari kedua.

Selesai makan siang dan bersih-bersih gue main di laut samping homestay. Yaa homestay gue persis di pinggir laut, tapi pinggir laut di pulau ini dibeton semua jadi nggak ada pantai lepas. Puas bermain di laut dekat homestay, gue dan teman-teman berkeliling Pulau Harapan. Walaupun udah banyak rumah penduduk, tapi pulau ini masih sepi. Gue jarang banget ketemu dengan penduduk sekitar, mungkin pada di dalam rumah kali ya.

Sambil berjalan-jalan gue nemuin dermaga di ujung pulau. Di ujung dermaga banyak anak kecil yang lagi berenang. Gara-gara ngeliat anak kecil pada berenang, teman gue si Ricko juga ikutan renang. Hadeeeeh.

Image

Hari kedua pun tiba, kami berdelapan sudah siap-siap berkeliling kepulauan seribu. Tujuan pertama adalah snorkeling, tapi gue lupa nama tempat kami snorkeling itu apa. Lanjut ke tempat kedua gue mampir di Pulau Kayu Angin Panjang. Fyi, pulau ini punya Pak Tri Sutrisno lho!

Dari Pulau Kayu Angin Genteng Panjang kami menuju Pulau Kayu Angin Genteng, di antara pulau-pulau lain ini adalah pulau favorit gue. Pulau ini udah dikelola oleh resort atau pihak swasta, tapi sayang kayanya udah ngga keurus padahal cottege-nya masih bagus.

Puas foto-foto lalu dilanjutkan dengan makan siang, makan siang kali agak berbeda karenan banyak anjing yang ikutan makan juga. Di pulau ini banyak anjingnya, katanya sih memang sengaja di tinggal pemiliknya buat ngejagain pulau ini, tapi kasian mereka semua pada kelaperan.

Image.

Selesai makan siang seperti biasa si Ricko klo liat air pasti bawaannya pengen berenang, yaa akhirnya dia nyeburlah di sekitaran dermaga.

Image

Dari Pulau Kayu Angin Genteng kami lanjut ke Pulau Putri. Pulau Putri ini adalah pulau yang sudah dikelolah pihak swasta, yaa sebagian pulau-pulau di kepulauan seribu memang sudah di kelolah pihak swasta maupun milik pribadi. Klo mau masuk ke Pulau Putri anda harus bayar tiket masuk sebesar Rp 50.000, bukan cuma bisa menikmati pemandangan pantai di pulau ini tapi anda juga bisa masuk ke aquarium bawah laut.

Image

Aquarium bawah laut di Pulau Putri mirip kaya seaworld di Jakarta, bedanya ini bener-bener di bawah laut. Oh ya, gue dan teman-teman juga sempat bikin Harlemshake di tunnel aquarium. Puas lihat-lihat di sekitar pulau, lalu kita di ajak berkeliling Pulau Putri oleh guide (Pak Ilham), di pulau ini masih banyak hutan dan ada biawak. Waaaah pertama kali ketemu biawak kami semua agak takut, tapi anehnya biawaknya malah takut sama Ricko. Sebelumnya anjing di Pulau Kayu Angin Genteng aja takut sama Ricko, biawak juga takut, mungkin klo setan ketemu Ricko bisa kabur juga tuh. Hahaha.

Capek berkeliling nyari biawak akhirnya kami ketemu kolam renang, tanpa pikir panjang kami semua lansung nyebur. Sudah puas berenang, kami melanjutkan perjalanan lagi. Kami menuju Pulau Gosong, dari namanya aja udah kebayang gimana nantinya kami semua jadi gosong . Pulau ini cuma ada tumpukan pasir putih dan nggak ada sama sekali pepohonan.

IMG_4683

Puas panas-panasan di Pulau gosong yang membuat badan makin gosong, gue lanjut ke Pulau Bira Besar. Pulau Bira Besar punyanya Patrajasa, tapi sayang pulaunya udah nggak terawat. Senja pun tiba, kata Pak Ilham klo mau liat sunset lebih bagus di Pulau Bulat dan akhirnya kami menuju Pulau Bulat. Pulau ini punyanya Pak Soeharto lho! Tapi sama dengan pulau milik Patrajasa, pulau ini juga udah nggak keurus cuma aja penjaganya aja.

Image

Sunset di Pulau Bulat menandakan berakhirnya liburan saya. Huuuh. Sedih sih, tapi mau gimana lagi. Kalau ada yang berencana untuk eksplore kepulaun seribu dan menginap di Pulau Harapan ini ada contactnya Pak Ilham (081381259501 / 081807833620 / 085714162318) doi orangnya asik banget kok.